Selasa, 03 Desember 2013

Ketidakrelaanku

Berlian yang tertinggal di dalam kepalaku, cahaya pantulnya selalu membuatku bisa berjalan dalam gelap sebuah kenangan. Mungkin, itu suatu peninggalan bersejarah dari sosokmu yang seakan tak pernah lekang, memaksaku menari hanya dengan sebuah bayang - bayang perasaan. Kamu membenamkan aku dalam - dalam di dasar lautan kenangan, kamu memaksa aku untuk tak beranjak dari harapan kosong kembalinya sebuah percintaan.

Ada dimana etikamu berada? Hingga matahari bosan berganti dengan rembulan. Halangan untuk sedikit saja melupakan tidak kamu izinkan. Bahkan aku memaksa untuk berhenti dan menghujamkan segala ingatanpun seakan - akan engkau tahan.

Aku sempat memintamu untuk terus bertahan, bahkan dengan sedikit memelas aku mencoba untuk memohon keyakinan. Tapi apa yang kau katakan, "Maaf, kita tak mampu lagi untuk bertahan," lalu kamu melangkah pergi dan memahkotai aku dengan segala ketidakrelaan.

Aku tahu kamu mendustai dirimu sendiri, karena yang dirimu cintai hanyalah aku semata. kamu menghadapi paksaan dan aku terus menemanimu untuk melawan. Akulah yang pasti untukmu, dan akulah yang terbaik untukmu, cintaku. Tapi kenapa engkau menyerah?

Kita berdua tahu tidak ada yang menginginkan perpisahan, bahkan terbersit dalam pikiran pun kita enggan. Tapi memang ini kenyataan, bahwa kamu menyerah, meninggalkan, karena sebuah keadaan yang memaksakan.
Cinta, ingatlah. Bukan kita yang kalah karena tersudutkan, kita hanya bagai kepingan - kepingan yang sengaja dihilangkan agar semua skenario buruk berjalan sesuai dengan keinginan.

Saat ini dengan segala ketidakrelaan. Kau boleh pergi, silahkan jalani hari - hari berbeda bersamanya.

Disini, di tempat ini. Aku mengatakan :
Bayanganku akan selalu berada di depan sosoknya bila di hadapmu, namaku akan selalu kau ukir di setiap pagi kau membuka matamu. Bahkan aku tegaskan, sosoknya akan pergi dan akan tergantikan sekembalinya engkau kepadaku.

Aku berjanji!

Suno Christiawan. 04122013. 0102
Vila Nusa Indah 3, Bogor

1 komentar:

  1. Dengan segenap hatiku untuknya, tak pernah aku akan beranjak dari tempat ini, tak pernah aku menjauh darinya, dirinya lah yang justru perlahan membuat jarak antara aku dengannya. Tetapi dirinya harus tahu, ketika ia merasa tersesat dan ingin kembali, aku disini untuknya.

    Ketika dirinya merasa sendiri, ia harus tahu aku selalu ada untuknya, aku dan hatiku akan membuat skenario sendiri dan menciptakan kebahagian antara aku dan dirinya.

    BalasHapus