Izinkanku berhikayat padamu, wahai semesta
Berkisah pada bayu berhembus menggoda dedaunan ikut menari
Berkilah perihal cinta itu susah pada raja siang di hujung langit
Mendongeng pada sekumpulan tetes air jatuh dari bulu domba di atas sana
Aku mulai
Dia gadis
Seorang keturunan Hawa pencipta siuman lubuk sanubari
Melapukkan napak tilas genggaman hati yang mati suri
Berdetak menghentak, menatap paras elok di hadapan netra
Kulit putihnya iri-kan butiran salju yang merasa paling putih
Mata lentiknya cemburu-kan bunga yang merasa paling cantik
Bibir indahnya kesal-kan kupu – kupu yang merasa paling indah
Pemilik ayu terindah di bawah kolong langit
Lentera tak padam dia nyalakan di balik amor diriku
Telusur lekuk – lekuk hidup yang manis terkadang mengiris
Bersedia di sisi egoku yang meminta hati dan juga diri
Anggukan anggun mufakat dia sedia menemani
Halo, senja jingga, fajar kuning, langit biru, dan awan putih
Layakkanku untuk perkenalkan wanita di sebelah kiriku
Wanita pelengkap tulang rusuk, juga pengisi istana perasaanku
Separuh dari penuh memoar diriku
Vierena, nama cantik dari cantik yang bersanding denganku.
Kiranya hikayatku terkumandang padamu, wahai sang semesta
Aku selesai
Suno C. 2013
Terima kasih, Suno Christiawan :))
BalasHapusSekali lagi, terima kasih♥