Minggu, 05 Januari 2014

Vierena

Izinkanku berhikayat padamu, wahai semesta

Berkisah pada bayu berhembus menggoda dedaunan ikut menari

Berkilah perihal cinta itu susah pada raja siang di hujung langit

Mendongeng pada sekumpulan tetes air jatuh dari bulu domba di atas sana


Aku mulai


Dia gadis

Seorang keturunan Hawa pencipta siuman lubuk sanubari

Melapukkan napak tilas genggaman hati yang mati suri

Berdetak menghentak, menatap paras elok di hadapan netra


Kulit putihnya iri-kan butiran salju yang merasa paling putih

Mata lentiknya cemburu-kan bunga yang merasa paling cantik

Bibir indahnya kesal-kan kupu – kupu yang merasa paling indah

Pemilik ayu terindah di bawah kolong langit


Lentera tak padam dia nyalakan di balik amor diriku

Telusur lekuk – lekuk hidup yang manis terkadang mengiris

Bersedia di sisi egoku yang meminta hati dan juga diri

Anggukan anggun mufakat dia sedia menemani


Halo, senja jingga, fajar kuning, langit biru, dan awan putih

Layakkanku untuk perkenalkan wanita di sebelah kiriku

Wanita pelengkap tulang rusuk, juga pengisi istana perasaanku

Separuh dari penuh memoar diriku

Vierena, nama cantik dari cantik yang bersanding denganku.


Kiranya hikayatku terkumandang padamu, wahai sang semesta


Aku selesai


Suno C. 2013

1 komentar: