Jumat, 29 November 2013

Kamu yang Salah

Kamu harus siap dipersalahkan atas semua ini
Salah karena membuatku jatuh dan tak berdaya
Jatuh tak terjerembab, jatuh tersandung perasaan suka
Lututku tidak luka bahkan sama sekali tidak tergores
Tapi Hatiku? Apa kamu bisa membuatnya terjatuh tanpa luka dan gores?

Kamu pasti yang sengaja menaruh pesonamu disana!
Menunggu aku melihat dan kemudian dengan lihai memperdayaku hingga melawanpun ku tak kuasa
Kamu yang tak menaruh papan "awas licin" di lantai seberang di ujung sana
Hingga membuatku terpeleset dan luruh tepat di depan pintu hatimu

Kamu harus bertanggung jawab!
Sekarang aku tidak bisa berdiri lagi
Apa-apa pasti membutuhkanmu untuk membuatku setidaknya berdiri
Ya, setelah kau membuatku tumbang
Aku tak punya kekuatan bila tanpamu

Sekarang aku harus bagaimana?
Aku jatuh dan kamu yang aku salahkan
Aku jatuh cinta dan kamu yang ingin aku pertahankan

Tanggung jawab dan kamu harus tetap di samping aku
Karena sekarang giliran aku yang membuatmu jatuh

Jatuh cinta kepadaku!

Suno Christiawan, 30112013, 1011

Beri Kami Ruang

Sempit dan pengap ruangan ini
Padahal ujung siku di sebelah sana kosong, atau bagian utara tempat ini masih luas
Kami butuh nafas

"Tolong tuan, kami butuh oksigen," ucap kami yang sekarang mulai sesak
"Kami butuh ruang gerak," pinta kami lagi

Orang angkuh melihat dari atas sana
Dengan bengis tersenyum sok jemawa
Mengepalkan tangan sambil berseru, "Diam!"

Kami terhenyak kaget
Tak kuasa lagi berbicara dengan kata - kata
"Tuan apa tidak bisa kami sedikit memakai ruang kosong di sisi ini?" tanya seorang kami lirih

"Diam!"

Salah satu dari kami sudah ada yang mati
Himpitan sesak ini sudah sangat mengikat
Padahal ada ruang luas di sekitar kami
Yang tak boleh kami injak karena termonopoli orang di atas sana

"Tuan apakah..."

"Diam!!!"

Uno. Vila Nusa Indah 3. Bogor
29112013. 2310

Terbang atau Bertahan?

Kepak merpati menikung di atas awan
Menyelip di antara hutan beton perkotaan, yang semakin menjamur tak karuan
Kedua matanya terus mencari sebuah persinggahan
Satu ranting kuat di suatu pohon
Atau tiang penyangga di besi pinggir jalan

Merpati putih terbang rendah
Senyum terukir di paruhnya yang sedikit membuka
Sepasang kakinya disiapkan kuat - kuat
Mendarat di pokok kayu satu pohon
Hap! mendarat mulus tanpa hambatan

Sang dara menarik nafas, mengistirahatkan pundi udaranya
Dia melenguh pelan sambil menurunkan pandangnya
Picingan matanya ke arah sepasang muda - mudi
Sedang duduk di sebuah bangku panjang dan berkeluh kesah

Merpati tertarik perhatiannya

Si pria menjelaskan sesuatu dengan bahasa manusia
Mengatakan beberapa kalimat panjang dengan wajah meyakinkan
Si wanita acuh tak acuh
Membuang wajah tak sejentik pun memperhatikan

Merpati masih terus memperhatikan

Kini giliran si wanita yang berbicara
Mengarah-arahkan telunjuk, melafalkan seluruh kata dengan keras
Si pria menenangkan
Seperti membuat penjelasan agar semuanya kembali tenang

Merpati bingung dengan apa yang dilihatnya

Apa manusia hanya bisa bertengkar tanpa ada penjelasan?
Apa ego manusia yang dikedepankan tanpa melihat sisi-sisi lain pertimbangan?
Merpati bertanya, menggeleng kepala, dan siap kembali mengepak sayap

Merpati siap terbang,

Sebentar,

Si wanita meneteskan air mata, si pria mengusap tangan si wanita sembari menghapus bulir air mata

Merpati menahan keinginannya terbang

Manusia itu aneh! Setelah tertelan emosi, dan semuanya terasa tak terkendali, mereka menyerah dan menyalahkan semua keadaan yang sedari tadi dipertahankan.

Merpati diam, dan berpikir.

Apa dia harus bertahan dan melihat kelanjutan kisah muda - mudi ini?
atau dia terbang dan tak tahu entah kemana setelah manusia menggilas habis habitat hidupnya?
Merpati harus terbang atau bertahan?

Uno. Vila Nusa Indah 3. Bogor
29112013. 2258

Kamis, 07 November 2013

Hati Mati

Seonggok hati ditemukan mati subuh tadi
Berkubang di lubang jalan yang malas ditambal
Tak berdenyut di pinggir jalan yang tak terlewati
Diacuhkan oleh beberapa kaki yang mengitari
di awal fajar menyingsing, saat awan malam masih berkuasa

Tak ada berita yang terdengar hingga ke kampung terdekat
Bahkan temuan ini terlihat tak sengaja
Petani yang sedang berjalan menuju sawah
Berteriak mencari pengindahan orang kampung di sisi - sisi
Diterangi mentari yang menunjuk ke arah si hati mati

Orang - orang berkerumun
Tak menduga bahwa ada hati yang tergolek di bahu jalan setapak
Mengundang tanya dalam otak yang membuat teka - teki
Kepunyaan siapakah? atau. Siapakah yang tega?
Jahanam! Hati dibiarkan mati

Sang raja siang mengintip dari atas sana
Menggelengkan kepala kepada kumpulan orang yang memutar
Berdeham dan mulai memanasi lahan temuan hati
"Minggir!", tukasnya coba membubarkan massa

Hujan kemarin malam sudah berbisik kepada awan pagi
Awan pagi bercerita sambil tertunduk kepada matahari

"Malam sebelumnya ada perempuan yang menangis sendu di pinggir jalan
Setelah diputus kekasihnya yang biadab
Tak bertanggung jawab atas dosa yang mereka perbuat
Perempuan berjalan gontai di sisi kiri jalan setapak
Meninggalkan hati beserta cinta di kubangan air mata
Hujan mengamini, menenggelamkan hati hingga mati."

Perempuan pergi entah kemana
Bersama aib ke luar kampung ditemani cahaya rembulan

Uno. Vila Nusa Indah 3. Bogor
08112013. 1100