Kepak merpati menikung di atas awan
Menyelip di antara hutan beton perkotaan, yang semakin menjamur tak karuan
Kedua matanya terus mencari sebuah persinggahan
Satu ranting kuat di suatu pohon
Atau tiang penyangga di besi pinggir jalan
Merpati putih terbang rendah
Senyum terukir di paruhnya yang sedikit membuka
Sepasang kakinya disiapkan kuat - kuat
Mendarat di pokok kayu satu pohon
Hap! mendarat mulus tanpa hambatan
Sang dara menarik nafas, mengistirahatkan pundi udaranya
Dia melenguh pelan sambil menurunkan pandangnya
Picingan matanya ke arah sepasang muda - mudi
Sedang duduk di sebuah bangku panjang dan berkeluh kesah
Merpati tertarik perhatiannya
Si pria menjelaskan sesuatu dengan bahasa manusia
Mengatakan beberapa kalimat panjang dengan wajah meyakinkan
Si wanita acuh tak acuh
Membuang wajah tak sejentik pun memperhatikan
Merpati masih terus memperhatikan
Kini giliran si wanita yang berbicara
Mengarah-arahkan telunjuk, melafalkan seluruh kata dengan keras
Si pria menenangkan
Seperti membuat penjelasan agar semuanya kembali tenang
Merpati bingung dengan apa yang dilihatnya
Apa manusia hanya bisa bertengkar tanpa ada penjelasan?
Apa ego manusia yang dikedepankan tanpa melihat sisi-sisi lain pertimbangan?
Merpati bertanya, menggeleng kepala, dan siap kembali mengepak sayap
Merpati siap terbang,
Sebentar,
Si wanita meneteskan air mata, si pria mengusap tangan si wanita sembari menghapus bulir air mata
Merpati menahan keinginannya terbang
Manusia itu aneh! Setelah tertelan emosi, dan semuanya terasa tak terkendali, mereka menyerah dan menyalahkan semua keadaan yang sedari tadi dipertahankan.
Merpati diam, dan berpikir.
Apa dia harus bertahan dan melihat kelanjutan kisah muda - mudi ini?
atau dia terbang dan tak tahu entah kemana setelah manusia menggilas habis habitat hidupnya?
Merpati harus terbang atau bertahan?
Uno. Vila Nusa Indah 3. Bogor
29112013. 2258
Tidak ada komentar:
Posting Komentar